Sabtu, 05 Juli 2014

Teknik Pemalas ala Ane

Idenya keinspirasi dari komik The Queen of Laziness Nobara. Bisa dibilang tokoh utamanya adalah orang paling pemalas sedunia. Semua hal dilakukan dengan cara-cara praktis dan gak terduga.

Bicara soal praktis, ini ada trik yang ane temukan baik dari berbagai sumber maupun hasil eksperimen ane sendiri dalam memasak. Cekidot!

Malas mengupas bawang putih

Idenya dari salah satu episode Urban Cook. Caranya, siapin dua buah mangkuk logam terus masukin bawang putih. Habis itu tutup dan tinggal kocok. Emang sih agak berisik tapi ... ta--da! Bawang putih yang sudah bersih siap digunakan untuk memasak. Info lebih lanjut mampir saja ke akun resminya atau cari video yang diunggah di YouTube.

Malas mengulek bawang putih

Makanan kesukaan ane adalah seblak dan semua orang di rumah tahu itu. Ane sering masak seblak sendiri di rumah. Karena ane malas mengulek sendiri bawang putih (soalnya ane sering bikin seblak porsi besar), ane parut aja bawang putihnya. Tinggal tumis, tambahkan cikur (kencur, bahasa Sunda) dan cabe, penyedap, kerupuk, dan beres.

Malas merendam kentang dengan air kapur sirih

Kalo kebiasaan orang tua ane itu merendam kentang dengan air kapur sirih agar kentang gorengnya lebih renyah dan bebas getah. Cara ane cukup berbeda. Setelah dikupas, potong kentang lalu rebus sebentar. Kira-kira 3-5 menit dalam air mendidih. Angkat dan tiriskan. Kentang setengah matang siap digoreng. Bisa buat digoreng untuk beberapa hari jika disimpan dalam kulkas.

Hasilnya, renyah juga kok.

Malas menunggu daging beku dari kulkas

Ada dua trik yang bisa digunakan untuk mengatasi daging beku.

Pertama, kembali ke pelajaran Fisika kelas 7. Masih ingat tentang materi kalor, tepatnya asas Black? Syukur kalo inget. Intinya, kalor yang dilepas sama besar dengan kalor yang diterima oleh suatu benda. Nah, asas Black itulah ane terapkan dalam memasak. Siram daging beku di bawah air mengalir. Penjelasan lebih rinci bisa tanyakan pada pakar Fisika, jangan tanya ane ntar sesat. Malah kalo dengan cara itu es pada daging meleleh jauh lebih cepat dibandingkan dengan membiarkan daging pada suhu ruangan.

Kedua, taruh aja di kulkas. Beku dong? Maksud ane bagian kulkas di bawah freezer. Suhu di bagian bawah freezer jauh lebih hangat sehingga bisa melelehkan es pada daging. Ane nemuin trik ini dari perkataan salah satu chef ternama di televisi.

Malas mengiris bawang gara-gara nangis

Ini adalah dilema pengiris bawang. Hiks. Ane perasaan pernah ngasih trik mengiris bawang deh. Lupa. Soalnya udah lama gak nulis di sini.

Pertama, jaga lilin. Emang pig apparition aja yang harus jaga lilin? Taruh lilin di samping ente saat mengiris bawang. Ide ini diambil dari salah satu episode 1001 Fakta.

Kedua, masukin bawang ke freezer sebelum diiris. Emang sih pake teknik ini masih nangis. Tapi gak separah tangisannya si buaya, pemain sinetron, ato selebai tokoh-tokoh anime.

Segini dulu triknya, ane mo eksperimen lagi.

Menggoreng Daging Bebas Liat

Lama gak menulis akhirnya kepikiran ide baru lagi.

Kesel gak kalo misalnya dikasih makanan yang liat? Bukannya gak bersyukur sih dengan makanan yang ada, melainkan kalo makanan liat itu merepotkan siapapun yang memakannya. Apalagi kalo orang yang makan itu giginya ompong, sudah tua, sedang mengalami sakit gigi, dan balita yang sedang belajar makan makanan sendiri. Kasihan juga mereka. Sudah mengalami masalah untuk mengunyah, eh dikasih makanan liat pula -,-

Makanan liat biasa identik dengan daging. Daging yang pada umumnya memiliki tekstur berserat dapat menjadi liat jika kita tidak tahu cara memasaknya. Kebanyakan orang lebih suka makanan yang digoreng. Nah, ane mo kasih trik menggoreng daging bebas liat. Trik ini berdasarkan hasil eksperimen ane sih.

Kenali dulu jenis dagingnya

Pepatah "Tak kenal maka tak sayang" berlaku pula dalam memasak. Minimal tahu bagaimana cara membedakan mana daging merah dan daging putih.

Daging merah adalah daging berwarna merah. Anak TK juga tahu kalo itu mah. Bahasa singkatnya, daging merah itu berwarna merah. Ya iyalah, masa warna ungu. Biasanya daging merah diperoleh dari hewan-hewan bertubuh besar, seperti sapi, kambing, dan kerbau. Beberapa jenis ikan pun memiliki daging berwarna merah. Itulah penjelasan singkatnya. Toh ane bukan pakar kuliner jadi tahunya cuman segitu :p

Berbeda dengan daging merah, daging putih berwarna putih. Biasanya ditemui pada hewan-hewan bertubuh kecil, seperti ayam, ikan, dan kalkun. Lho, perasaan sama saja deh kalo masih mentah. Gimana cara bedainnya? Tadi 'kan udah dikasih contoh. Masih belum ngerti? Ane kasih contoh yang lebih jelasnya lagi deh.

Coba deh bikin steik dari daging ayam dan sapi dengan tingkat kematangan yang sama. Daging sapi ketika dibuat steik, setelah matang warnanya agak kemerahan. Berbeda dengan daging sapi, daging ayam setelah matang akan berubah warna menjadi putih. Itulah yang menjadi salah satu dasar penggolongan jenis daging. Sudah ngerti toh? Alhamdulillah.

Pengaturan suhu kompor

Kalo mo bisa masak, ente musti berani memainkan api. Itulah yang ane dapat saat menonton salah satu episode drama Korea, Pasta. Perkataan itu memang benar. Pengaturan suhu yang tepat akan menghasilkan hidangan dengan hasil yang maksimal. Ane memang belum semahir Emak ane dalam memainkan kompor. Tapi belajar dikit-dikit lah.

Kenapa pada bagian sebelumnya ane menjabarkan *ceile, emang Aljabar?* perbedaan jenis daging? Beda jenis daging beda juga penanganannya. Beda juga suhu yang diperlukan untuk mematangkan daging tersebut. Daging putih lebih cepat matang dari daging merah saat dimasak. Terlebih lagi kalo yang dimasak adalah hewan-hewan laut. Daging hewan laut lebih sensitif terhadap suhu dibandingkan dengan daging hewan darat.

Ane kasih contoh menggoreng cumi. Siapa sih yang gak seneng ama cumi? Baik anak-anak maupun orang dewasa menyukainya. Biasanya ane menggunakan api sedang untuk menggoreng cumi. Trik agar tidak liat adalah jangan sering dibalik. Jika sudah kuning keemasan sebaiknya langsung angkat. Kenapa? Ane pernah lihat acara masak di salah satu stasiun televisi swasta, jika membalik cumi terlalu sering akan membuat daging cepat liat. Hal itu berlaku pula untuk menggoreng jenis hewan moluska (gurita, balakutak, dll) atau krustasea seperti udang.

Jangan terlalu lama di-ungkep

Ini dia dosa yang sering dilakukan orang-orang ketika meng-ungkep daging. Mulai dari anak kos hingga pedagang ayam goreng di pinggir jalan.

Kenapa? Kalo digoreng dengan kematangan kuning kecoklatan akan menjadi liat. Sebenarnya teknik ungkep itu untuk mengurangi waktu penggorengan dan efisiensi waktu agar lebih praktis. Jika sudah terlanjur lama diungkep, goreng sebentar saja. Toh dasarnya dengan diungkep daging sudah setengah matang.

Diamkan sejenak sebelum dihidangkan

Teknik ini ane keinspirasi dari teknik membuat steik. Ternyata sunah Rasul bener juga. Gak boleh makan dalam kondisi panas banget bisa dijelaskan secara ilmiah. Selain dapat merusak gigi dan lidah, ternyata kondisi itu dapat mematangkan makanan lebih sempurna. Subhanallah.

Saat makanan baru diangkat dari penggorengan, terdapat sisa panas yang tersimpan dalam makanan. Panas itulah yang membantu pematangan makanan. Kalo diibaratkan buah, panas pada makanan itu semacam karbitnya.

Masalahnya adalah mencari waktu yang tepat untuk mengangkat daging dari penggorengan setelah berwarna kuning keemasan. Ane melakukan eksperimen ini berkali-kali dan tidak semuanya berhasil. Ane menggunakan daging ayam yang sudah di-ungkep sebagai sampel. Dari 10 kali menggoreng untuk makan sahur dan buka, cuman berhasil 3 kali. Sisanya overcook atau bahasa Indonesianya adalah liat.

Secara keseluruhan, hasilnya pun terbilang memuaskan. Ane bahkan bisa tahu pertanda kapan daging harus diangkat dari penggorengan. Pertanda ini bersifat relatif tergantung dari pengaturan api, teknik memasak, dan tingkat kematangan yang diinginkan.
  • Angkat saat kuning keemasan. Tapi perhatikan pula warnanya, warna daging harus sedikit lebih muda dari tingkat kematangan normal. Hal ini berlaku untuk daging yang digoreng dalam kondisi mentah.
  • Perhatikan api yang digunakan saat menggoreng. Api besar membutuhkan waktu yang sangat cepat untuk mematangkan daging.
  • Tajamkan perasaan saat menggoreng. Hal ini berlaku untuk menggoreng daging mentah juga daging setengah matang. Waktu pengangkatan yang tepat akan menentukan apakah hasil akhir akan melenceng dari sasaran atau tidak. Agar kita mendapatkan waktu yang tepat, kita harus sering berlatih.
  • Pertanda bisa berubah jika menggoreng dengan balutan tepung. Berhati-hatilah saat menggoreng daging berbalut tepung seperti ayam goreng tepung, calamari, atau tempura. Kadang sering ditemui tepungnya sudah berwarna kuning keemasan, tetapi saat dimakan kondisi daging masih setengah matang.
Demikian sudah trik sederhana ala ane ini. Semoga bermanfaat :)



Rabu, 23 Oktober 2013

Tak Ada Alkohol, Ini Pun Jadi

Ane waktu itu lagi cari inspirasi buat masak pas bulan puasa di perpustakaan. Tahunya perpustakaan daerah yang sering ane kunjungin pindah tempat dan sekarang jadi perpustakaan deposit (hiks). Beberapa buku masih ada rupanya biar sedikit. Ada satu buku tentang memasak yang cukup menarik bagi ane. Resepnya banyak dan beragam. Ane lupa judul bukunya (kalo ada yang tahu kasih tahu ya, takutnya melanggar hak cipta) tapi tips ini sangat berguna bagi para muslimah.

Biasanya resep masakan asli suatu daerah belum tentu sesuai dengan lidah orang Indonesia. Ada juga beberapa resep yang menggunakan minuman beralkohol seperti gin,  brandy, whisky, rhum, dll. Bagi seorang muslim, khamr atau minuman keras diharamkan. Berikut ini adalah bahan subtitusi minuman keras jika menemukan bahan-bahan itu dalam resep.

ang ciu (arak Cina) : kecap asin dan jeruk limau

apple brandy : jus apel tanpa pemanis

bourbon : jus anggur atau jus cranberry atau ekstrak vanilla artifisial (kalau yang murni mengandung alkohol)

brandy : selai ceri atau sirup buah ceri

cointreau : jus jeruk

creme de menthe : sari teh spearmint atau jus anggur

gin : sari apel dicampur air jeruk

grand marnier : konsentrat jus jeruk

mirin : jus anggur ditambah perasan lemon

muscat : jus anggur ditambah gula dan air

red wine (anggur merah) : jus anggur atau jus tomat

rhum : vanili atau air gula

sake : air gula

vodka : sari buah apel atau jus anggur dicampur perasan jeruk nipis

white brandy : sari buah apel atau sari buah anggur atau kaldu sayur atau air biasa

white wine : sari buah apel atau jus anggur atau kaldu sayur atau air biasa

sumber : buku yang lupa judulnya apa

Selasa, 25 Desember 2012

Gak Kreatif Gak Rame

sumber : cookle.at


Jadi inget waktu itu, haha. Doku abis dan laper. Pengen beli makanan di luar kagak ada fulus. Sementara itu, di rumah cuman masak nasi doang. Perut udah keroncongan 2 jam kagak dibayar pula :p Buka kulkas, cuman ada teri medan. Ya sudah, ane masak nasi goreng teri buat ganjel perut hari itu. Lumayan lah daripada kagak ada makanan sama sekali.

Bicara soal ide, bisa datang dari mana saja. Bisa dari lihat orang lewat atau dari apel jatuh di atas kepala. Ide itulah yang mendatangkan hal-hal kreatif seperti nasi goreng teri itu. Meski kate test IQ ane "kreativitas rendah" tapi soal masakan bisa lebih aneh-aneh. Ide dan kreativitas bisa dari apa yang kita lihat misalnya dari membaca atau belajar dari hal-hal di sekitar kita. Semakin sering kita belajar maka ide-ide bisa mengalir terus. Intinya otak musti jalan terus buat asah kemampuan yang satu ini.

Pernah main The Sims? Ya, mungkin sebagian ada yang pernah main game simulasi rumah-rumahan ini (lho?). Ada beberapa pekerjaan di dalam game yang bisa dipilih, salah satunya Culinary path. Kalo di klik bagian pekerjaan di info chara, di sana terlihat keahlian yang dibutuhkan dalam pekerjaan itu. Salah satunya creativity. Yup, masak juga harus dibarengi dengan kreativitas. Keahlian masak yang mumpuni dipadukan dengan ide-ide kreatif si pembuatnya akan membuat masakan biasa menjadi istimewa (kok kayak iklan margarin ya?).

Ide ada yang mengalir begitu saja dan ada yang didapatkan dengan cara "kepepet" seperti kasus nasi goreng teri tadi. Tapi ide bagus dengan eksekusi yang buruk ya bisa kacau. Ide bagus harus dibarengi dengan keahlian memasak yang baik. Selain itu juga dibarengi dengan rasa ingin tahu yang tinggi juga kemauan belajar yang kuat. Ide juga melahirkan inovasi-inovasi baru yang unik.

Tuangkan idemu dalam masakan dan dengan sedikit kreativitas juga cinta bisa membuat masakan lebih nikmat :)

Selasa, 04 Desember 2012

Masih Ingat dengan Ini?

Waduh nih blog makin gak kurus =o= Jurnal daring ada tiga, satu yang pribadi, satu gak keurus, dan satu lagi diblok ama hosting. Nasib. Belum lagi ane gagal daftar MasterChef gara-gara koneksi di rumah ccd bin gak punya doku buat beli pulsa modem. Nasib.

Kali ini ane gak bahas soal "kopi robusta hangat" itu lagi. Kali ini mau nostalgia. Yup makanan yang pernah ada waktu zaman ane atau pengunjung yang iseng mampir masih muda (ceile, bahasanya~). Ane udah ngubek-ubek si mbah dan emang agak sedikit susah cari gambarnya. Berhubung ingatan ane udah yang mulai agak error, kalo ada tambahan yang ente inget sumbangin ya :)

NB: Jika ada gambarnya, semua hak cipta gambar milik pemilik aslinya. Ane cuman ambil gambar dari si mbah dan cuman dikecilin resolusinya biar muat di jurnal.

Nyam Nyam

Nyam Nyam Mister yang dicelup


Waduh masih ada toh? Zaman ane kecil juga ada. Itu tuh kue yang panjang dan dicelup cokelat. Sekarang banyak variasinya. Juga ane masih sering malakin ponakan yang lagi makan nyam nyam. Dulu mah ane tahunya yang cokelat ama rice crispy doang. Masih inget tiap ke supermarket mewek cuman buat beli nyam nyam.

Choki Choki

Choki-choki cokelat asli dicampur mede gurih....


Wah, ini mah lebih sepuh dari ane. Choki choki dari zaman kakak ane masih kecil dan sekarang udah punya anak. Itu tuh pasta cokelat sakti yang muncul di sela-sela iklan anime waktu kecil. Gak banyak berubah, paling kemasan ama pilihan rasanya.

Anak Mas

Lebih punya taste!


Siapa yang gak ingat camilan ini. Dulu pas zaman ane kecil harganya masih gope dan bungkusnya gede. Sekarang mah boro-boro. Camilan yang cuman ada dua rasa ini, rasa ayam dan keju. Sekarang masih ada cuman beda banget lah -_- . Kalo dulu kudu dibuka, ambil bumbunya, diremas, dicampur bumbu, dan jadi deh. Sekarang mah siap saji. Kurang punya taste! (mengikuti kata si sutradara stress yang ada di iklan rokok).

Hore

Kok jadi AFI ya? Bukannya Si Doel --a


Itu tuh minuman serbuk yang iklannya Si Doel sekeluarga bawa tanjidor. Harganya dulu kalo gak salah 250 perak di warung. Cuman sekarang sudah menghilang dari peredaran.

Mimi

Bukan untuk direbus


Sejenis mi yang diremas lagi. Cuman bedanya gak usah pakai bumbu sudah enak =w=b
Dulu ada sih tapi sekarang entah masih diproduksi atau gak.

Mie Remez ABC

Ini tangannya Gladion bukan?


Ini dia mi yang diremas lainnya. Bedanya ada tangan macan, robot, sama tangan orang. Paling enak yang gambarnya tangan macan (ane lupa rasanya apa). Dulu pas ane kecil harganya cuman gopek. Gopek zaman dahulu gimana, gak kayak sekarang :p

Krip-krip

Mi kecil yang harganya, 50 perak O.O? Serius. Zaman ane kecil masih berlaku kali. Biasanya ane beli satu renceng dan dihabiskan sendiri. Masih inget bungkusnya warna merah putih dengan tulisan "Krip-krip" miring di tengah. Rasanya gurih dan ukurannya satu bungkus cukup penuhin mulut ane yang mungil *saat itu*. Kini ane cari lagi di pasar atau grosiran udah gak ada yang jual. 

Snack Banteng

Ane gak tahu nama snack-nya apa. Tapi ane inget bungkusnya warna merah dengan gambar banteng. Snack pembawa keberuntungan (baca : berhadiah duit di dalamnya). Harga cuman 150 perak tapi bonus ampe 2000 lebih. Pernah ane beli dapet gopek terus beli lagi dapet lagi dan seterusnya sampai nemu tulisan "anda belum beruntung". Susah cari ini di pasar sekarang.
Taro

Harta karun ane nih!


Ini mah masih diproduksi kali =="
Taro zaman ane kecil beda ama yang sekarang. Dulu mah bungkusnya warna-warni dan sebagai ciri khas rasa. Rasa zaman ane kecil cuman kentang BBQ, rumput laut, ayam, ama campur warna-warni. Paling susah nyari taro warna kuning (rasa ayam) di deket rumah ane. Waktu kecil nemu taro yang itu serasa ketiban durian runtuh. Entah kenapa sekarang rasa ayam kagak ada.




Senin, 23 Januari 2012

Ngopi dengan Suhu

Aduh, jadi barista lagi. Biasanya ane racik kopi di rumah pake susu ato choco granule ini pake kompi. Cara penyajian kopi ada dua, yang disajikan hangat kayak kopi robusta atau yang disajikan dingin kayak vanilla latte. Kali ini ane racik kopi lagi? Kopi yang bisa dinikmati selagi ngerjain tugas salah kopi ini ane racik untuk membantu para penikmat kopi menyeruput kopi dengan temperatur yang pas. Program ini terdiri dari 2 class, ane tampilin script yang biasa. Script yg satu lagi rahasia perusahaan

/*
* To change this template, choose Tools | Templates
* and open the template in the editor.
*/

package hello;

import javax.microedition.lcdui.*;
import javax.microedition.midlet.*;

/**
* @author pika
*/
public class latihanPertamax extends MIDlet implements CommandListener{
Display disp;
Form fi, fh;
StringItem lblC, lblF, lblR,lblHF, lblHC, lblHR;
TextField txtC, txtF, txtR;
Command cmdKeluar, cmdHitung, cmdKembali;
int cl, re, fr, hf, hr, hc;
public latihanPertamax()
{
fi = new Form("Masukkan Satuan Suhu");

lblC = new StringItem("","Celcius", StringItem.PLAIN);
txtC = new TextField("", "", 30, TextField.NUMERIC);

lblF = new StringItem("","Fahrenheit", StringItem.PLAIN);
txtF = new TextField("", "", 30, TextField.NUMERIC);

lblR = new StringItem("","Reamur", StringItem.PLAIN);
txtR = new TextField("", "", 30, TextField.NUMERIC);

cmdKeluar = new Command("Keluar", Command.EXIT, 0);
cmdHitung = new Command("Hitung", Command.OK, 0);

fi.append(lblC);
fi.append(txtC);
fi.append(lblF);
fi.append(txtF);
fi.append(lblR);
fi.append(txtR);

fi.addCommand(cmdKeluar);
fi.addCommand(cmdHitung);
fi.setCommandListener(this);
}

public void startApp() {
disp = Display.getDisplay(this);
disp.setCurrent(fi);
}

public void hitungSuhu()
{
fh = new Form("Hasilnya");
Hitung h = new Hitung();
if(!txtC.getString().equals(""))
{
cl = Integer.parseInt(txtC.getString());
hf = h.hitCF(cl);
hr = h.hitCR(cl);

lblHF = new StringItem("", "", StringItem.PLAIN);
lblHF.setText("Hasil (Fahrenheit)= " + hf);

lblHR = new StringItem("", "", StringItem.PLAIN);
lblHR.setText("\nHasil (Reamur)= " + hr);

fh.append(lblHF);
fh.append(lblHR);
}
else if(!txtF.getString().equals(""))
{
fr = Integer.parseInt(txtF.getString());
hc = h.hitFC(fr);
hr = h.hitFR(fr);

lblHC = new StringItem("", "", StringItem.PLAIN);
lblHC.setText("Hasil (Celcius)= " + hc);

lblHR = new StringItem("", "", StringItem.PLAIN);
lblHR.setText("\nHasil (Reamur)= " + hr);

fh.append(lblHC);
fh.append(lblHR);
}
else
{
re = Integer.parseInt(txtR.getString());
hc = h.hitRC(re);
hf = h.hitRF(re);

lblHC = new StringItem("", "", StringItem.PLAIN);
lblHC.setText("Hasil (Celcius)= " + hc);

lblHF = new StringItem("", "", StringItem.PLAIN);
lblHF.setText("\nHasil (Fahrenheit)= " + hf);

fh.append(lblHC);
fh.append(lblHF);
}

cmdKembali = new Command("Kembali", Command.BACK, 0);
fh.addCommand(cmdKembali);
fh.setCommandListener(this);


disp.setCurrent(fh);

}

public void pauseApp() {
}

public void destroyApp(boolean unconditional) {
}

public void commandAction(Command c, Displayable d) {
if(d == fi)
{
if(c == cmdHitung)
{
hitungSuhu();
}
else if(c == cmdKeluar)
{
destroyApp(true);
notifyDestroyed();
}
}
else
{
if(c == cmdKembali)
{
disp.setCurrent(fi);
txtC.setString(null);
txtF.setString(null);
txtR.setString(null);
}
}
}
}

rincian script selengkapnya + program jadi unduh di sini
credit : audition emoticon on candrabeqx.net

Selasa, 23 Agustus 2011

Ascending Sort

Ini masih tentang kopi robusta yang disruput oleh Sun (sekarang disruput ama Oracle). Sebenarnya script ini tugas dari guru ane, ya biar nyambung ama blog ane kaitin ama kopi robusta asli Jawa (yang jadi cikal bakal nama Java itu lho...). Script ini bercerita tentang bagaimana mengurutkan angka dari bilangan terkecil hingga bilangan terbesar (ascending). Sori kalo script-nya simpel, soalnya ane masih nubi ama belum berani ngoprek script yang aneh-aneh.


import java.util.*;

public class SortArray
{
public static void main ( String[] args )
{
int kotak[] = new int[10];
int j, k;
Scanner isi = new Scanner(System.in);

System.out.print("tulis angka antara 1 - 10: ");
j = isi.nextInt();

k = j - 1;

for(int i = 0; i < j; i++)
{
System.out.print("angka ke-" + ( i + 1 ) + " : ");
kotak[i] = isi.nextInt();
}

Arrays.sort(kotak, 0, j);
System.out.print("setelah diurutkan : ");

for(int i = 0; i < j; i++)
{
if(k > i)
{
System.out.print( kotak[i] + ", ");
}
else
{
System.out.print( kotak[i] );
}
}
}
}


NB :
  • Perhatikan pada awal script (bagian import), sebenarnya bisa ditulis dua kali menjadi import java.util.Scanner; dan import java.util.Arrays;
    tapi karena berada dalam satu lingkup yang sama jadi ane singkat import java.util.*;
  • Ane menggunakan fungsi sort() yang ada pada class Arrays yg berada dalam package java.util untuk menyortir semua bilangan yang diinputkan user. Cara penulisannya :
Arrays.sort(nama_array, indeks_pertama, indeks_terakhir);

hasilnya :

Demikian script ane yg simpel dan amburadul ini, kalo mau rinciannya ane lampirin di sini